Undang-Undang No. 14 tahun 2008
tentang keterbukaan informasi publik mengartikan informasi sebagai keterangan,
pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan,
baik data, fakta, maupun penjelasannya, yang dapat dilihat, didengar, dan
dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik maupun nonelektronik.
Informasi, dalam pengertian menurut ALA Glosary of Library of
Information Science, merupakan keseluruhan ide, fakta, dan hasil
karya dari sebuah pemikiran yang dikomunikasikan, direkam, dipublikasikan, dan/atau
didistribusikan secara formal maupun informal dalam berbagai bentuk/format.
Herold (dalam Jonner Hasiguan, 2009) menyebutkan
informasi bersifat ubiquitous,
diaphanous, a-caterogical, discrete, a-dimensional, dan knowing.
- Ubiquitous, artinya informasi terdapat di mana-mana, mudah menyebar dengan bantuan teknologi dan adakalanya sulit terjangkau oleh pemikiran manusia. Perkembangan teknplogi informasi saat ini telah memungkinkan penyebaran informasi ini terjadi begitu cepat.
- Diaphanous, artinya berkaitan dengan keberadaaanya, salah satu daya yang terdapat dalam informasi adalah membuat suatu pengaruh, sekalipun informasi adalah sesuatu yang bebas atau yang tidak terikat. Informasi dapat mempengaruhi pikiran dan tindakan manusia. Informasi pula akan digunakan untuk membuat suatu keputusan. Bahkan Nugroho (2008) mengartikan informasi sebagai suatu pengetahuan yang berguna untuk pengmabilan keputusan.
- A-catagorical, artinya informasi terbentuk tanpa definisi awal ke dalam struktur dan susunan yang pasti tegas urutan-urutan atau pengelompokannya dalam berbagai cara yang istimewa. Dalam arti lain informasi dapat dikategorikan berdasarkan berbagai penafsiran kedalam subjek-subjek tertentu berdasarkan konten/isi dari informasi tersebut.
- Discrete, artinya informasi dapat mengikuti urutan bilangan bulat aritmetika, seperti juga halnya perhitungan digital dan kemungkinan perhitungan umum, termasuk perhitungan kuantum; informasi dapat dianggap sebagai dasar dari perbedaan. Kuantitas informasi dapat dihitung secara terpisah, misalnya berapa halaman, berapa paragraph, berapa huruf, dll. Selain itu, untuk informasi dalam bentuk digital dapat menggunakan hitungan bytes, kilobytes, dst.
- A-dimensional, artinya bentuk informasi ada kalanya dimensional (terukur) maupun a-dimensional (tak terukur), dan kedua bentuk ini dapat diobervasi. Informasi dapat diukur, contohnya adalah kajian informetrics; webometris; bibliometric; dll.
- Knowing, artinya informasi telah menjadi sumber pengetahuan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia, dan pengetahuan itu sendiri adalah informasi yang sudah diketahui.
Informasi tidak
mungkin tanpa data (dataless). Floridi
(dalam Priyanto, 2006)
membagi jenis data sebagai berikut:
- Primary data, yaitu data utama—sering disimpan dlm database, misalnya: jumlah nomer/angka, jumlah buku perpustakaan, data dalam sistem manajemen informasi, dan lain-lain.
- Metadata, yaitu penunjuk data utama. Data yang menggambarkan data primer, misalnya lokasi, format, kapan update, ketersediaan, hak cipta, dan lain-lain.
- Operational data, yaitu data tentang pemanfaatan data dan operasional dari sistem data keseluruhan beserta kinerjanya.
- Derivative data, yaitu data yang diturunkan dari data primer, metadata, maupun data operasional untuk mendapatkan pola, indikasi, komparasi, dan lain-lain.
Informasi mengandung data dan memiliki
nilai yang berbeda bagi setiap individu. Penerima informasi memaknai apakah suatu
informasi yang didapatkan memiliki nilai kebermanfaatan yang tinggi, sedang,
rendah, atau tidak sama sekali bagi dirinya. Informasi yang tidak mempengaruhi penerimanya saat penerima mendapatkan
informasi disebut sebagai valueless information atau informasi yang
tidak berharga. Namun, informasi tetaplah sebuah informasi,
terlepas dari nilai yang dilekatkan oleh individu padanya, bahkan apabila informasi tersebut dianggap tidak berharga/tidak bernilai. Informasi tetaplah
informasi, terlepas dari tinggi atau rendahnya nilai kebermanfaatan informasi
tersebut karena telah terdapat data didalamnya.
Sumber literatur:
American Library Association.
2013. ALA Glossary of Library and
Information Science – 4th Edition. Chicago: ALA Editions.
Hasugian, Jonner. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
Medan: USU Press.
Nugroho, Eko. 2008. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Priyanto, Ida. 2006. Materi Perkuliahan
Isu Kontemporer: Seminar on Information
Issues. Yogyakarta: MIP Universitas Gadjah Mada.
perlu ditambahkan juga, informasi yang tidak mempengaruhi penerimanya saat penerima mendapatkan informasi disebut sebagai valueless information atau informasi yang tidak berharga. Namun tetap merupakan informasi
BalasHapusnoted, sir.
Hapusthank you.
Informasi dikatakan tidak berharga karena tidak bermanfaat, sedangkan informasi yang salah justru malah bikin mudharat, jadi level informasi yg valueless masih di atas informasi yang salah seperti penjelasan Prof Ida ttg relevansi informasi yaitu "informasi yang salah itu lebih parah daripada tidak mempunyai informasi"
HapusJadi apakah informasi yg salah juga termasuk dlm kategori valueless atau bisa masuk kategori lain?
menurut saya itu dua hal yang berbeda. informasi yang salah tidak serta merta dpt dikategorikan sebagai valueless inf. informasi yang salah / false information bisa dikategorikan menjadi menjadi 'misiformation' (kesalahan informasi krn unsur ketidaksengajaan) atau 'disinformation' (kesalahan informasi yg terjadi krn unsur kesengajaan - bahkan seringkali digunakan untuk mencapai tujuan tertentu).
HapusApakah ada suatu standar baku yang menyatakan bahwa informasi bernilai tinggi, sedang, rendah, atau tidak sama sekali. Jika ada , mohon penjelasannya. Terima Kasih
BalasHapusnilai dari suatu informasi melekat pada masing-masing individu yang menggunakan informasi tersebut. sehingga nilai menjadi relatif.
Hapuscmiiw.
Lebih menarik apabila masukan pak ida nantinya diberikan contoh konkret di lingkungan sekitar kita...
BalasHapusNoted. thank you.
HapusLalu bagaimana perkembangan informasi di era atau jaman sekarang ini dengan begitu banyaknya informasi yang ada, dan bagaimana caranya agar dapat menemukana informasi yg benar-benar tepat?
BalasHapusliterasi informasi :)
Hapuskata seorang dosen, bahwa semua yang ada di alam semesta ini adalah informasi, apa pendapat mbak fut? apakah tetap disebut informasi sekalipun informasi itu tidak pernah ditemukan sehingga tidak pernah digunakan dan tidak menjadi pengetahuan bagi yang menerimanya.
BalasHapusterima kasih
tulisanya bagus
Informasi dapat disampaikan dengan cara berkomunikasi, ditulis, direkam dan dipublikasikan. Komunikasi yang baik adalah untuk mencapai sebuah tujuan benar. Jadi besarnya nilai sebuah informasi bagaimana cara penyampaiannya..
BalasHapus"Semangat menulis :).."
Artikel menarik tentang informasi, Mba Futri, terimakasih :)
BalasHapus